Monday, October 26, 2009

Mengasuh dengan cinta

Belum lama ini, bangsa kita kedatangan tamu seorang gadis luar biasa. Ia berasal dari Korea Selatan. Namanya Hee Ah Lee (22). Di kedua telapak tangannya hanya ada 4 jari. Dua jari di kanan, dua jari di kiri. Gadis istimewa ini menderita lobster claw syndrome. Kakinya pun hanya sampai lutut.

Bukan hanya itu, gadis ini juga menderita keterbelakangan mental. Ketika ia terlahir, semua keluarga besarnya menjauh. Hanya sang Ibu yang tak menyurutkan asih sayang dan cintanya pada Lee.

Apa yang istimewa dari He Ah Lee? Dalam usia muda ia sudah menjadi pianis hebat kelas dunia. Konsisten dengan arti namanya ‘sukacita yang terus tumbuh’, Lee tetap bersukacita dengan segala keterbatasannya hingga akhirnya menjadi pianis top.

Anak seorang perawat ini, telah mengeluarkan album bertitel ”Hee-ah a pianist with four finger.” Ia juga sudah melakukan konser di berbagai negara; Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Kanada, China, Singapura dan tentu saja Indonesia. Lee yang selalu didampingi ibunya ini juga telah diangkat sebagai warga kehormatan Seoul.

Sebagian besar dari kita pasti memiliki anak yang lebih sehat dan normal dibandingkan Hee Ah Lee. Mestinya prestasi yang diraih putra-putri kita tak boleh kalah dengan gadis Korea itu. Itu hanya bisa terjadi jika si buah hati memperoleh perhatian sepenuh cinta.

Dengan mendidik anak sepenuh cinta setidaknya kita sudah melakukan lima hal. Pertama, membantu anak menemukan kekuatan dalam dirinya. Kedua, menunjukkan apa yang mampu ia raih. Ketiga, turut membangun kepercayaan dirinya. Keempat, memberikan dukungan dan semangat. Kelima, menjadi orang yang paling dipercaya karena selalu ada ketika ia membutuhkan.

Setiap anak terlahir dengan kelebihannya masing-masing. Setiap anak unik. Kita harus membantu mereka menemukan keunikan yang ada dalam dirinya. Keunikan itu bukan tak mungkin menjelma menjadi kekuatannya.

Ibunda Hee Ah Lee, tentu tahu berbagai keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki anaknya. Tapi ia bisa melihat ada satu kelebihan yang dimiliki oleh anaknya, yakni kesukaannya bermain piano. Kelebihan itulah yang kemudian terus diasah. Dia mendatangkan guru piano sesuai dengan kebutuhan anaknya. Lima guru piano yang berbeda pernah mendamping Hee Ah Lee.

Dengan kelebihan yang dimilikinya, anak akan mampu meraih banyak hal.

Tunjukkanlah apa-apa yang mampu dia raih dan gapai. Selain itu, hadapkan juga berbagai pilihan dan gambaran tentang masa depan kepadanya. Sebagai orangtua kita harus mampu menunjukkan berbagai alternatif yang mampu anak raih dalam perjalanan hidupnya.

Kepercayaan diri anak kita juga dapat tumbuh luar biasa jika kita memberinya kepercayaan disertai tanggung jawab, sesuai dengan tingkatan usianya. Lalu memberi pujian jika ia berhasil melakukan sesuatu meskipun tampak remeh di mata kita. Jangan lupa, jangan pernah mencela jika ia ’gagal’ melakukan sesuatu.

Sebagai orangtua, kita tak boleh memberikan banyak larangan dan batasan karena ini akan menghambat kepercayaan dirinya. Biarkan saja anak kita berkreasi seluas-luasnya selama tidak melanggar norma-norma dari Sang Maha Tahu.

Hee Ah Lee pernah mogok tidak mau berlatih piano. Ia merasa tidak mampu memainkan piano dengan baik. Namun sang ibu terus mendampinginya dengan penuh kesabaran.

Sang ibu tetap mengajak ia bicara walau mungkin Hee Ah Lee tidak mengerti apa yang dimaksud ibunya. Ibunya tak ingin, sang buah hati frustasi dan patah semangat. Ibunda Hee Ah Lee menunjukkan cintanya dengan tulus, salah satunya dengan terus menerus membangun kepercayaan diri Hee Ah Lee. (***)

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

No comments:

Post a Comment