Monday, October 26, 2009

Abuzubair.wordpress.com: BEBERAPA KEUTAMAAN DAN KEBERKAHAN HARI JUM’AT

BEBERAPA KEUTAMAAN DAN KEBERKAHAN HARI JUM’AT

Oleh : Dr. Nashir bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al Juda’i

Hari Jum’at merupakan hari yang paling utama dari semua hari dalam sepekan. Dia adalah hari yang penuh barakah. Alloh Ta’ala mengkhususkan hari Jum’at ini hanya bagi kaum Muslimin dari seluruh kaum dari ummat-ummat terdahulu. Dan diantara beberapa keutamaan dan barakah hari yang agung ini adalah sebagai berikut:

Pertama, terdapat berbagai hadits yang menjelaskan keutamaan dan kemuliaan hari jum’at. Di antara hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Sebaik-baik hari dimana matahari terbit di saat itu adalah hari Jum’at. Pada hari ini Adam diciptakan, hari ketika ia dimasukkan ke dalam surga dan hari ketika ia dikeluarkan dari surga. Dan hari Kiamat ini tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum’at.” (HR.Muslim)

Dari Abu Hurairah dan Hudhaifah radhiallahu ‘anhum:

“Alloh menyimpangkan kaum sebelum kita dari hari Jum’at. Maka untuk kaum Yahudi adalah hari Sabtu, sedangkan untuk orang-orang Nasrani adalah hari Ahad, lalu Alloh membawa kita dan menunjukkan kita kepada hari Jum’at.” (HR. Muslim)

Dan hadits-hadits lain yang menunjukkan besarnya keutamaan hari Jum’at dan keistimewaannya di banding hari-hari lainnya.

1. Di antara keberkahan hari jum’at, bahwa di dalamnya terdapat waktu-waktu di kabulkannya do’a.

Dalam ash-Shahihain terdapat hadits dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mentebut hari Jum’at, lalu beliau bersabda,

“Di hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seorang Muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Alloh Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.’ Lalu beliau membari isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu.” (HR.Bukhari dan Muslim)

Para ulama dari kalangan Sahabat, Tabi’in dan setelah mereka berbeda pendapat tentang “waktu itu”, apakah (perkara) waktu tersebut tetap ada (relevan hingga saat ini) ataukah sudah di hapus? Sementara bagi kelompok yang menyatakan bahwa waktu itu tetap ada, mereka berselisih pendapat tentang penentuan waktu tersebut, seleruhnya menjadi lebih dari menjadi tiga puluh pendapat. Semua itu dinukil oleh al Hafidz Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah beserta dengan dalil-dalilnya. (lihat fat-hul Baari II/416-421). Dari semua itu terdapat dua pendapat yang paling kuat yaitu:

Pertama, bahwa waktu itu dimulai dari duduknya imam sampai pelaksanaan shalat Jum’at. Di antara dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya,

Dari Abu Burdah bin Ali Musa al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu bahwa Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata kepadanya, “ Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sehubungan dengan waktu ijabah pada hari Jum’at? Lalu Abu Burdah mengatakan, ‘Aku menjawab, ‘Ya, aku mendengar ayahku mengatakan bahwa, ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ‘Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’” (HR. Muslim)

Di antara orang yang menguatkan pendapat ini adalah Imam an-Nawawi rahimahullah. Bahkan dia mengatakan, “Pendapat ini shahih, bahkan shawaah (benar),” (Syarhul Nawawi li Shahiih Muslim VI/140-141). Sedangkan Imam as-Suyuti rahimahullah menentukan waktu yang dimaksud (dengan waktu tersebut) adalah ketika shalat didirikan.” (Risalah Nuurul Lum’ah fii Khashaa-ishil Jumu’ah)

Kedua, bahwa batas akhir dari waktu tersebut hingga setelah ‘Ashar. Di antara argumentasinya adalah hadits yang diriwayatkan oleh sebagian penulis kitab Sunan, dari jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau bersabda:

“Hari Jum’at itu ada dua belas jam. Tidak ada seorang Muslimpun yang memohon sesuatu kepada Alloh dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Alloh. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘Ashar.” (HR. Abu Dawud, an-Nasa’i dan al Hakim)

Dan di antara orang yang menguatkan pendapat ini adalah Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, dia mengatakan, “Ini adalah pendapat yang dipegang oleh kebanyakan generasi salaf dan banyak sekali hadits-hadits mengenainya” (Zaadul Ma’aad I/389,394)

Sebagian ulama menyebutkan bahwa hikmah dari tersamarnya waktu ini adalah memotivasi para hamba agar bersungguh-sungguh dalam memohon, memperbanyak do’a dan mengisi seleruh waktu dengan beribadah, seraya mengharapkan pertemuannya dengan waktu yang penuh barakah itu.” (Fat-hul Baari II/417)

2. Keberkahan lainnya yang dimiliki hari Jum’at, bahwa siapa saja yang menunaikan shalat Jum’at sesuai dengan tuntunan adab dan tata cara yang benar, maka dosa-dosanya yang terjadi antara Jum’at tersebut dengan Jum’at sebelumnya akan di ampuni.

Sebagaimana disebutkan dalam shahih Bukhari dari Salman al Farisi radhiallahu’anhu, Dia mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Tidaklah seseorang mandi pada hari Jum’at, dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyak atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu dia diam mendengarkan (dengan seksama) ketika imam berkhutbah melainkan akan di ampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara Jum’at tersebut dank e Jum’at berikutnya.” (HR. Bukhari)

Sedangkan dalam Shahih Muslim terdapat tambahan tiga hari, Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau bersabda:

“Barangsiapa yang mandi lalu berangkat Jum’at, kemudian mendirikan shalat semampunya, selanjutnya diam mendengarkan khutbah (imam) hingga khutbahnya selesai kemudian shalat bersama imam, niscaya akan di ampuni dosa-dosanya antara Jum’at itu hingga Jum’at berikutnya dan ditambah tiga hari lagi.” (HR. Muslim)

Dalam hadits riwayat Muslim disebiutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Shalat fardhu lima waktu, shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antara masa tersebut jika ia menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim)

Pada zhahir hadits ini terdapat syarat untuk menjauhkan al kabaa-ir (dosa-dosa besar) untuk dapat meraih keutamaan gugurnya dosa-dosa kecil.

3. Keberkahan lain yang dimiliki hari Jum’at bahwa di dalamnya terdapat keutamaan yang besar bagi siapa saja yang bersegera pergi ke masjid lebih pagi untuk shalat Jum’at.

Dalam ash Shahihain terdapat hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at seperti mandi janabat lalu pergi kemasjid, maka seakan-akan berkurban dengan unta yang gemuk, dan barangsiapa yang pergi pada jam yang kedua, maka seakan-akan ia berkurban dengan sapi betina, dan barangsiapa pergi pada jam yang ketiga, maka seakan-akan ia berkurban dengan domba yang bertanduk, dan barangsiapa yang pergi pada jam keempat seakan-akan ia berkurban dengan seekor ayam, dan barangsiapa yang pergi pada jam kelima maka seakan-akan ia berkurban dengan sebutir telur. Dan apabila imam telah keluar (untuk berkhutbah), maka para Malaikat turut hadir sambil mendengarkan dzikir (nasihat/peringatan).” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Keberkahan lainnya yang dimiliki hari Jum’at bahwa hari ini merupakan hari berkumpulnya kaum Muslimin.

Hari ini merupakan hari berkumpulnya kaum muslimin dalam masjid-masjid mereka yang besar untuk mengikuti shalat dan sebelumnya mendengarkan dua khutbah Jum’at yang mengandung pengarahan dan pengajaran serta nasihat-nasihat yang ditujukan kepada kaum muslimin yang kesemuanya mengandung manfaat agama dan dunia. Hari Jum’at ini juga memiliki beberapa keistimewaan yang mulia di antaranya disebutkan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah sebanyak tiga puluh tiga. Bahkan Imam as-Suyuthi dalam risalahnya, Nuurul Lum’ah fii Khashaa-ishil Jumu’ah menambahkan keistimewaan tersebut menjadi seratus satu. Akan tetapi sebagian keistimewaan itu bersandar pada hadits-hadits yang lemah.

Maka, sudah sepantasnya seorang muslim memanfaatkan hari yang mulai dan penuh barakah ini dengan melakukan ibadah-ibadah wajib maupun sunnah, dan mengkonsentrasikan diri pada ibadah-ibadah tersebut sehingga dia dapat meraih pahala yang besar dan ganjaran yang setimpal.

Di nukil dari Kitab “Amalan dan Waktu yang Diberkahi”, penulis: Dr. Nashir bin Abdirrahman bin Muhammad al-Juda’i, penerbit Pustaka Ibnu Katsir

(Sumber: www.Abuzuabair.wordpress.com)



Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Kumpulan dongeng anak
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Tips dan Trik belajar yang efektif
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog
@ fadhilah dan hikmah Al-Quran
@ Seputar Piala Dunia 2010 Afrika Selatan
@ 2010 FIFA World Cup South Africa
@ Seputar kisah-kisah
@ Kumpulan bisnis internet
Baca Selengkapnya »»

Blogguebo.com: 5 tips mudah meningkatkan penghasilan

5 tips mudah meningkatkan penghasilan

"Bagaimana cara meningkatkan penghasilan dari PPC lokal?"

Hampir setiap blogger kini bisa menampilkan iklan PPC lokal dan mendapatkan penghasilan ekstra dari blog berbahasa Indonesia. Sayangnya, tidak semua blogger bisa mendapatkan penghasilan besar dari PPC lokal. Sebagian besar blogger bahkan hanya mendapatkan beberapa ribu rupiah dari PPC lokal. Padahal, jika tahu caranya, penghasilan PPC lokal bisa juga mencapai angka yang lumayan besar.

Lalu bagaimana caranya meningkatkan penghasilan dari PPC lokal?

Adakah tips-tips rahasianya?

Berikut adalah tips-tips sederhana dan mudah mengenai bagaimana Anda bisa melipatgandakan penghasilan dari PPC lokal di blog berbahasa Indonesia Anda.

5 Tips Mudah Melipatgandakan Penghasilan Dari PPC Lokal

1. Pilihlah PPC Lokal Yang Memberikan Harga Per Klik Tertinggi
Hingga artikel ini ditulis, setidaknya telah ada 10 PPC lokal di Indonesia. Nah, jika Anda ingin melipatgandakan penghasilan dari PPC lokal, cara termudah yang bisa Anda lakukan adalah dengan HANYA menampilkan iklan PPC lokal yang memberikan harga per klik tertinggi.
Ibarat perlombaan lari, dengan menampilkan iklan PPC lokal dengan harga per klik tertinggi, maka sejak awal Anda telah berada selangkah di depan pesaing-pesaing Anda. Saya pribadi memanfaatkan KumpulBlogger dan KlikSaya yang masing-masing memberikan harga minimal per klik sebesar Rp. 400 dan Rp. 350. Tertinggi diantara PPC lokal yang lain.

2. Tampilkan Iklan PPC Lokal Tepat di Bawah Judul Artikel
Kenapa di bawah judul artikel? Karena nyaris semua publisher program PPC (baik lokal maupun asing) telah membuktikan bahwa iklan PPC yang ditampilkan tepat di bawah judul artikel memiliki nilai CTR (Click Through Rate) tertinggi dibanding yang lain. Artinya, iklan di bawah judul artikel memiliki peluang lebih besar untuk mendapat klik dari pengunjung blog. Jadi, jika Anda ingin melipatgandakan penghasilan dari PPC lokal, pastikan bahwa salah satu iklan PPC lokal tersebut berada tepat di bawah judul artikel di blog Anda.

3. Pilihlah Format Iklan Terbesar dan Bukan Iklan Banner
Selain lokasi yang tepat, pilihan format iklan yang tepat juga sangat mempengaruhi besar kecilnya penghasilan dari program PPC. Apa format iklan yang paling tepat? Penelitian resmi yang dilakukan Google (Google Adsense) menunjukkan bahwa format iklan terbesar dan berupa teks (bukan banner) memiliki nilai CTR tertinggi. Artinya, semakin besar ukuran iklan teks yang Anda pilih, semakin besar peluang iklan tersebut mendapatkan klik dari pengunjung blog Anda. Untuk KumpulBlogger, Anda bisa memilih format iklan "JavaScript Horizontal" (baik yang disertai uraian ataupun yang hanya menampilkan judul iklan). Untuk PPC lokal yang lain, Anda bisa memilih format iklan Persegi - 300 x 250 (KlikSaya) atau Medium Rectangle - 300 x 250 (Biindit, Adbide, AdsenseCamp, dan lain-lain).

4. Pilihlah Warna dan Font Iklan Yang Mirip Dengan Warna dan Font Blog Anda
Salah satu tips rahasia optimasi iklan PPC adalah dengan menampilkan iklan sedemikian rupa sehingga terlihat seolah-olah bukan sebagai iklan. Jadi, usahakan agar warna dan font iklan PPC yang Anda tampilkan sama dengan warna dan font huruf di blog Anda. Untuk KumpulBlogger, karena keterbatasan format iklan yang tidak bisa diubah, Anda bisa menyamarkannya dengan menampilkan iklan KumpulBlogger seolah-olah sebagai bagian dari konten utama blog Anda. Untuk PPC lokal yang lain, Anda bisa mengubah warna dan pilihan font sesuai warna dan font huruf blog Anda.

5. Tampilkan Maksimal Hanya 3 Unit Iklan PPC di Setiap Halaman
Pernahkah Anda mengunjungi blog yang nyaris seluruh halamannya dipenuhi iklan PPC? Apa yang Anda rasakan? Sebal? Ya, hal yang sama juga berlaku untuk blog Anda. Jangan memaksakan diri untuk menampilkan terlalu banyak iklan PPC di blog Anda. Hemat saya, 3 unit iklan PPC sudah lebih dari cukup. Yang lebih penting adalah mengatur penempatan ke-3 unit iklan tersebut agar memberikan hasil yang optimal. Penempatan unit iklan bisa mengacu pada diagram yang diberikan oleh salah satu penyelenggara program PPC lokal terpopuler di dunia, Google Adsense. Perhatikan kotak berwarna merah sebagai lokasi penempatan iklan PPC lokal.



Dengan membatasi jumlah iklan PPC yang tampil di blog Anda, maka semakin besar nilai CTR total yang Anda dapatkan. Artinya, semakin besar pula peluang melipatgandakan penghasilan dari PPC lokal.

Bonus Tips:
Jangan terlalu khawatir jika niche blog Anda tidak berhubungan dengan topik "make money from blogging". Penelitian kecil-kecilan yang saya lakukan untuk PPC lokal membuktikan bahwa blog dengan niche umum (general) ternyata justru memiliki nilai CTR yang lebih tinggi ketimbang blog dengan niche "make money from blogging." Penyebabnya adalah karena blog dengan niche umum (general) mendapatkan mayoritas pengunjung dari search engine (mesin pencari, misalnya Google) yang notabene masih awam dengan iklan-iklan PPC lokal. Sebaliknya, pengunjung blog bertopik "make money from blogging" adalah mereka yang sudah cukup paham dengan iklan-iklan PPC lokal sehingga malas meng-klik iklan PPC. Jadi, jangan takut bereksperimen menampilkan iklan PPC lokal meskipun topik blog Anda adalah tentang info dan gosip selebritis, misalnya.

---------------------------------------------------------

Ke-5 tips diatas hanyalah sekedar pengalaman pribadi saya mengenai bagaimana cara melipatgandakan penghasilan dari PPC lokal. Bisa jadi kondisinya berbeda dengan pengalaman Anda. :)

Namun saya pribadi percaya, jika Anda sabar serta persisten menerapkan tips-tips diatas, yakinlah bahwa penghasilan Anda dari PPC lokal akan meningkat seiring meningkatnya jumlah pengunjung blog Anda.

Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda memiliki tips-tips brillian yang lain untuk melipatgandakan penghasilan dari PPC lokal? Senang sekali jika Anda mau membagikannya dengan para pembaca.

(Sumber: www.Blogguebo.com.)


Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Kumpulan dongeng anak
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Tips dan Trik belajar yang efektif
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

antaranews.com: Guru dan Penjual Bubur yang terpuji

Guru dan Penjual Bubur yang terpuji

Yakinkah Anda bahwa buah dari kebaikan pasti dibalas dengan kebaikan oleh Tuhan? Entah dibalas dalam bentuk kebaikan yang sama ataupun dalam bentuk lainnya. Entah balasan tersebut tiba seketika ataupun tiba pada waktu yang lain. Demikian pula balasan serupa atas keburukan. Balasan atas kebaikan atau keburukan seseorang dapat tiba pada saat di dunia dan pastinya akan tiba pada kehidupan selanjutnya kelak. Sebagai orang beriman, tentunya kita yakin. Begitu kan?

Kali ini saya mau bercerita tentang dua keluarga yang saya kenal baik, yang keduanya memiliki akhlak yang terpuji. Keluarga guru dan keluarga penjual bubur ayam.

Saya sering mengamati para guru dan keluarganya yang sederhana, khususnya para guru yang mendidik anak-anak yang dibimbingnya di sekolah dengan kegairahan dan ketekunan yang tinggi. Mereka mencintai dan bangga dengan pekerjaanya. Guru yang mencintai pekerjaannya ini jauh lebih banyak dari yang sebaliknya. Saya selalu terkesan terhadap para guru yang terpuji ini dan selalu berusaha memetik inspirasi kebaikannya.

Saya sering membayangkan bagaimana para guru ini mendidik anak-anaknya di rumah. Terhadap anak didiknya saja, mereka mengajar penuh cinta, tentunya dapat dibayangkan bagaimana mereka mendidik anak-anaknya sendiri.

Dengan gaji guru yang dulu belum sepenuhnya layak, adakah buah yang hilang dari kebaikan-kebaikan para guru itu? Saya yakin tidak. Banyak bukti, setelah dewasa anak-anak para guru dan pendidik terpuji itu umumnya berprestasi dan memiliki kepribadian yang tidak berbeda dengan orangtuanya.

Salah satu yang saya kenal baik adalah guru kami saat belajar di SMP 1 Pandeglang, Pak Oman. Pak Oman mendidik kami dengan penuh cinta, menemani kami saat di kelas maupun di luar kelas dengan sama antusiasnya. Di luar kelas, ia sering menempatkan diri sebagai teman. Kami sering bermain pingpong sore hari. Kadang, ia selipkan pelajaran-pelajaran moral saat bermain tersebut, meskipun ia bukan guru Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Setahu kami, Pak Oman hidup tidak berlebihan, tinggal di rumah sederhana dan sepenuhnya mengajar di SMP tempat kami menimba ilmu.

Beberapa puluh tahun kemudian, saya mendapat kabar keempat anaknya telah berhasil menamatkan perguruan tingginya. Semuanya berhasil diterima dan tamat di perguruan tinggi negeri (PTN). Semua anaknya rajin mengunjungi kedua orang-tuanya setelah masing-masing berkeluarga dan tinggal di luar kota Pandeglang, kota Pak Oman tinggal dulu dan sekarang.

Dua tahun lalu, saya sengaja berkunjung ke rumahnya untuk bersilaturahmi sekaligus ingin menyampaikan ungkapan terima kasih atas banyaknya nilai-nilai moral yang beliau tanamkan saat di SMP. Rumahnya yang sederhana saat itu sedang direnovasi atas inisiatif keempat anaknya. Pak Oman hidup sehat dan bahagia. Ada wajah berseri-seri yang saya tangkap saat jumpa dengan beliau, dan kata-kata syukur yang selalu diucapkannya. Wajah berseri-seri itu sama dengan wajah saat dulu beliau mengajar.

Terima kasih Pak Oman, bapak luar biasa. Bapak mengajarkan kami tentang bagaimana mencintai pekerjaan, layaknya bapak sedang mengukir karya agung, sebuah persembahan terbaik kepada Sang Pencipta, Dia yang Maha Menatap. Ilmu yang Bapak berikan pada kami, Insya Allah menjadi salah satu sumber amalan yang akan terus mengalir sebagai tambahan bekal untuk kehidupan Bapak selanjutnya kelak, amien.

Cerita kedua adalah kisah seorang penjual bubur ayam bernama S. Kartajaya (alm), yang saya kenal pada awal tahun 90an di Bogor. Saya sebut beliau, Pak Karta saja. Sejak sebelum tahun 1988, Pak Karta membina hubungan persahabatan dengan seorang pemilik restoran yang memiliki cita rasa yang luar biasa, sebuah restoran terkenal di Bogor pada tahun 80an dan 90an. Tempat parkirnya selalu sesak oleh antrian mobil pelanggan.

Di depan restoran tersebut, Pak Karta mendapat tempat untuk berjualan warung bubur ayam atas izin sang pemilik restoran, sahabatnya. Pak Karta bahkan diperbolehkan menggunakan nama restoran tersebut sebagai merek dagang warung bubur ayamnya. Selain cita rasa bubur rumahan yang unik, ada juga pangsit yang rasanya nikmat. Saya tidak sempat menggali informasi, apakah Pak Karta menyewa atau tidak untuk berjualan bubur tersebut, kecuali bahwa ia membangun warungnya dengan biaya sendiri.

Keadaan berubah ketika sang pemilik restoran terkenal tersebut wafat. Anak-anak pemilik resto terkenal tersebut berbeda sikap dengan ayahnya yang sudah wafat tentang keberadaan warung bubur ayam tersebut. Sang anak, pewaris restoran tersebut meminta Pak Karta pindah dan melarang penggunaan merek restorannya pada tahun 2002.

Dalam keadaan kebingungan, Pak Karta tiba-tiba harus pindah lokasi sekitar 200 meter dari lokasi semula dengan posisi warung agak menjorok ke dalam dari jalan raya dan memilih merek dagang yang baru, tanpa sempat memberitahu semua pelanggannya. Namun, rupanya Pak Karta cerdik dan tidak kehabisan akal. Mobil kijang merah tua tahun 70an, yang biasanya terparkir di depan warung buburnya diparkirkan di pinggir jalan raya, sebagai penanda kepindahannya. Sebagai pelanggan, saya tetap dapat mengenali kijang merah tua tersebut, dan tetap mengunjunginya secara rutin, sama seperti banyak pelanggan lainnya.

Cita rasa bubur ayamnya memang tak tergantikan, disertai pelayanan ramah Pak Karta dan anak-anaknya. Kadang-kadang, Pak Karta juga ikut bincang-bincang dengan para pelanggannya, termasuk kami sekeluarga.

Saya hanya sempat mendapat informasi dari Pak Karta bila beliau terpaksa pindah dan mengganti merek dagangnya, karena tidak diizinkan oleh sang pewaris restoran terkenalnya, dan mengetahui bila anak-anak pemilik restoran tersebut tidak ikut mengelola restoran tersebut pada saat jayanya. Pak Karta pernah bercerita tentang indahnya persahabatan dengan sang pemilik restoran terkenal tersebut.

Pada tahun 2006, Pak Karta juga wafat, menyusul sahabatnya, sang pemilik restoran bercita rasa tinggi itu. Pak Karta meninggalkan warisan sikap ramah, loyalitas pelanggan dan kebaikan bagi anak-anaknya, pelanjut usaha bubur ayamnya. Setiap kami berkunjung ke tempat bubur ayam itu, anak-anaknya melayani para pelanggannya dengan ramah, tidak berbeda dengan ayahandanya yang sudah wafat.

Bagaimana nasib restoran bercita rasa tinggi itu? Setelah ditinggalkan sang pendiri, tahun-tahun selanjutnya restoran tersebut tampaknya mengalami kesulitan dan tidak mampu bersaing dengan beberapa restoran sekitarnya. Beberapa tahun terakhir, saya sering mengamati saat makan siang tiba, tidak banyak kendaraan yang terparkir di depan restoran tersebut. Keadaan justru berbeda dengan restoran yang terletak di seberang restoran yang pernah terkenal itu, yang selalu penuh dijejali pengunjung, padahal baru berdiri awal tahun 2000an.

Puncaknya, beberapa kali kami lewati beberapa bulan terakhir, restoran tersebut tampak telah berganti nama. Apa yang terjadi sebenarnya, wallahu’alam.

Apa moral kedua kisah nyata tersebut? Anda bebas mengambil moral cerita apa saja. Yang pasti, saya menyaksikan raut wajah kebahagiaan dari Pak Oman; Sang Guru Terpuji itu. Saya juga menyaksikan raut wajah keramahan dari Pak Karta, Sang Penjual Bubur Ayam Terpuji itu dan anak-anaknya; pelanjut warung bubur ayamnya.

Teman, saya yakin Anda semua punya banyak kisah sejenis. Tuhan pernah berujar “Aku, sebagaimana prasangka Hamba-ku”. Prasangka baik dan berpikir positif adalah sikap yang terpuji, sebab semua yang kita alami hari ini adalah buah dari perbuatan kita pada masa lalu.

Bila Anda setuju dengan saya, tak ada pilihan lain untuk memperbaiki masa depan diri, keluarga dan lingkungan kita, baik di rumah maupun di lingkungan kerja, kecuali dengan memperbaiki sikap dan tindakan kita hari ini terhadap seburuk apapun sikap dan perbuatan orang lain terhadap kita, bukan?
--------------------------------
( Sumber: www.antaranews.com)

Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Kumpulan dongeng anak
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Tips dan Trik belajar yang efektif
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog
@ fadhilah dan hikmah Al-Quran
@ Seputar Piala Dunia 2010 Afrika Selatan
@ 2010 FIFA World Cup South Africa
@ Seputar kisah-kisah
@ Kumpulan bisnis internet
Baca Selengkapnya »»

Abuzubair.wordpress.com: DURHAKA KEPADA ORANG TUA

DURHAKA KEPADA ORANG TUA

TERMASUK DOSA BESAR

Oleh Ummu Salamah as-Salafiyyah

Dari Abdillah bin Amir bin al ‘Ash radhiallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam, beliau bersabda:

“Dosa besar itu adalah syirik kepada Alloh, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa seseorang dan sumpah palsu.” (HR. Bukhari).

Dari Abu Bakrah radhiallahu ‘anhu, dia berkata, “Pernah disebutkan dosa-dosa di dekat Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam, maka beliau bersabda:

‘Syirik kepada Alloh dan durhaka kepada kedua orang tua.’ Dan beliau bersandar lalu beliau duduk seraya berkata, ‘Dan kesaksian palsu atau ucapan dusta.’” (Muttafaq ‘alaihi).

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam telah bersabda:

“Yang termasuk dosa besar adalah celaan seseorang terhadap kedua orang tuanya.”

Mereka bertanya:

‘Wahai Rasulullah, apakah ada orang yang mencela kedua orang tuanya?”

Beliau menjawab :

“Ya, seseorang mencela ayah orang lain, maka berarti dia telah mencela ayahnya sendiri. Dan dia mencela ibu orang itu berarti dia telah mencela ibunya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari al-Mughirah bin Syu’bah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam, beliau bersabda:

“Sesungguhnya Alloh Ta’ala mengharamkan kalian untuk durhaka kepada ibu-ibu kalian, man’an haatin (menolak kewajiban dan menuntut yang bukan haknya), mengubur hidup-hidup anak perempuan. Dan Alloh membenci kalian dalam hal menyebar kabar yang tidak benar, banyak meminta-minta, dan menyia-nyiakan harta.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Imam Ahmad meriwayatkan dari hadits Abud Darda’ dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam beliau bersabda:

“Tidak akan masuk Surga orang yang durhaka, pecandu khamr, dan orang yang mendustakan takdir.”

Ini adalah hadits hasan sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab ash-Shahiih al Musnad mimmaa Laisa fii ash-Shahiihain.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam beliau bersabda:

“Tidak ada yang berbicara di dalam buaian, kecuali hanya tiga orang, yaitu:Isa putra Maryam, bayi yang menyelamatkan Juraij. Juraij adalah seorang yang taat beribadah. Dia membangun tempat ibadah dan dia selalu berada di dalamnya.

Suatu saat, ibunya datang sedang ia tengah mengerjakan shalat. Sang ibu berkata, ‘Hai Juraij.’ Juraij berkata(dalam hati), ‘Ya Rabb-ku, ibuku atau aku teruskan shalatku?’

Lalu dia meneruskan shalatnya sedang ibunya kembali pulang. Dan pada keesokan harinya ibunya datang lagi dan dia pun tengah mengerjakan shalat. Ibunya memanggil, ‘Hai Juraij.’ Juraij pun berkata (di dalam hati), ‘Ya Rabb-ku, ibuku atau aku teruskan shalatku? Maka ia tetap meneruskan shalatnya.

Dan pada hari berikutnya, ibunya datang lagi pada waktu Juraij tengah mengerjakan shalat. Maka ibunya pun memanggil, ‘Hai Juraij.’ Juraij pun berkata, ‘Wahai Rabb-ku, ibuku atau aku teruskan shalatku?’

Lalu ia tetap meneruskan shalatnya. Maka ibunya berdoa, ‘Ya Alloh, janganlah Engkau mematikannya sehingga dia melihat wajah (berurusan dengan) pelacur.’

Kemudian orang-orang Bani Israil memperbincangkan Juraij ini dan ibadahnya. Pada waktu itu ada seorang wanita pelacur yang kecantikannya menjadi idola. Pelacur itu berkata, ‘Seandainya kalian menghendaki, niscaya aku sanggup menguji Juraij.’

Kemudian wanita itu datang dan mengganggu Juraij, tetapi dia tidak sedikitpun menoleh kepadanya.

Selanjutnya wanita itu datang kepada seorang penggembala dan mengajaknya ke tempat ibadah Juraij dengan menyerahkan diri kepada penggembala itu untuk di zinahi. Dan penggembala kambing itupun mau memenuhi ajakan wanita tersebut hingga akhirnya wanita itu hamil. Ketika wanita itu melahirkan seorang bayi, dia berkata, ‘Bayi ini adalah hasil hubunganku dengan Juraij.’

Kemudian orang-orang Bani Israil itu datang kepada Juraij dan memaksanya untuk turun, lalu mereka menghancurkan tempat ibadahnya itu serta memukulinya. Juraij berkata, ‘ Mengapa kalian berbuat seperti ini?’

Mereka menjawab, ‘Engkau telah berbuat zina dengan pelacur itu sehingga dia melahirkan seorang bayi dari dirimu.’ Juraij berkata, ‘Mana bayi itu?’

Mereka membawa anak bayi itu dan Juraij berkata, ‘Tunggu dulu, saya akan mengerjakan shalat.’

Juraijpun shalat dan setelah selesai, Juraij datang kepada bayi itu, lalu dia tekan perut bayi tersebut sambil bertanya, ‘Wahai bayi, siapakah bapakmu?’ Bayi itu menjawab, ‘Si Fulan, seorang penggembala.’

Kemudian orang-orang Bani Israil itu menerima perkataan Juraij, lalu mencium dan meminta maaf kepada Juraij seraya berkata, ‘Kami akan membangunkan sebuah tempat ibadah dari emas untukmu.’

‘Jangan, bangunkan kembali tempat ibadahku dari tanah seperti semula.’ sahut Juraij. Maka merekapun membangunkan tempat ibadah untuk Juraij. (HR. Bukhari dan Muslim)

Anehnya, sekarang ini kita menyaksikan sebagian pemuda yang begitu tunduk kepada isteri mereka, sementara mere ka durhaka kepada ibu mereka. Dan mereka tidak menyadari bahwasanya akan datang suatu hari dimana mereka akan membutuhkan bakti anak-anak mereka, sebagaimana orang tua mereka sekarang membutuhkan bakti mereka kepadanya. Dan balasan itu akan didapat seperti apa yang dikerjakan.

Betapa indahnya ungkapan orang yang berkata:

Kunjungilah kedua orang tuamu dan berdirilah di atas kuburan mereka

Seakan-akan diriku telah engkau bawa ke tempat itu

Jika engkau berada dimana mereka berada dan keduanya ada di akhirat

Niscaya keduanya akan mengunjungimu dengan merangkak dan bukan berjalan di atas kedua kakinya

Dosa mereka berdua tidak akan beralih kepadamu dan cukup lama mereka mencurahkan cinta yang murni dari dalam lubuk hati mereka

Jika keduanya melihat rintangan menghadangmu maka keduanya akan merasa sedih atas keluhanmu dan terasa sesak oleh keduanya.

Dan jika keduanya mendengar rintihanmu, maka mereka mencucurkan air mata di pipi mereka karena kasihan kepadamu

Keduanya berharap agar engkau menemukan ketenangan dengan semua yang meliputi harta milik mereka.

Engkau pasti akan menemuinya esok atau lusa

Sebagaimana mereka telah menemui kedua orang tua mereka

Hendaklah engkau mendahulukan baktimu kepada mereka

Sebagaimana mereka telah mendahulukan dirimu atas diri mereka.

(Kitab al Birr wash Shilaah, hal 137, karya Ibnul Jauzi)

Dinukil dari Kitab “Dapatkan Hak-Hakmu Wahai Muslimah!”, penulis Ummu Salamah as-Salafiyyah, penerbit Pustaka Ibnu Katsir.

Artikel yang berkaitan:

Kisah dua anak desa

"Be careful of your wish for, because it may happen (Anonymous)"

Masa depan, apakah ia dimiliki oleh orang-orang tertentu? Atau ia bebas dimiliki siapa saja? Saya ingin menuturkan dua kisah anak desa yang membuktikan ia milik siapa saja.

Pada suatu malam pada tahun 1981 di sebuah kamar berukuran 3x4 meter, sambil menikmati pisang ambon kegemaran kami, saya mendengarkan dengan seksama penuturan seorang sahabat tentang impiannya untuk keliling dunia. Ia bercerita sambil menggenggam sebuah buku kisah perjalanan. Saya lupa judulnya.

Kami berdua bertetangga, tinggal di kampung, di sebuah kota kecil, Pandeglang, Banten. Membaca buku merupakan kemewahan bagi kami saat itu. Ada dua cara yang biasanya kami lakukan untuk mendapatkan buku; pertama, pinjam kepada Harry, anak dokter satu-satunya di kota kami saat itu. Kedua, pinjam ke perpustakaan umum, sekitar lima kilometer di pusat kota.

U. Saefudin, nama sahabat kecil itu. Belakangan ia tambahkan nama ayahnya, Noer, di belakang namanya. Saya sering memanggilnya Ka Udin, sebab ia lebih tua setahun. Saefudin sangat menghormati kedua orangtuanya. Belakangan, setelah ia bekerja, orang-orang memanggilnya sebagai Pa Uu.

Sejak kecil saya mengenalnya sebagai pribadi yang senang berorganisasi dan sarat prestasi akademik. Dua hal yang kadang saling bertentangan dan saling meniadakan, namun tidak bagi Saefudin.

Di sela-sela belajar bareng, dia sering menunjukkan buku-buku puisi karya WS Rendra dan puisi-puisi karyanya yang dimuat di majalah Hai. Ada bakat besar untuk menjadi penyair pada dirinya, karena ia juga sarat dengan prestasi seni baca puisi. Saking seringnya menang perlombaan baca puisi, ia dilarang ikutan lomba lagi di tingkat kabupaten dan justru dijadikan juri oleh guru SMP kami.

Saefudin mampu memadukan kegairahan belajar di kelas, hobi berorganisasi di luar kelas dan keluasan pergaulannya dengan para seniman dan penggiat aktivitas kemasyarakatan, termasuk Pramuka. Ia tidak pernah terlihat lelah bila sedang berorganisasi. Diam-diam, saya belajar darinya, sembari mengagumi berbagai kelebihannya. Tentu, tak ada manusia yang sempurna.

Dengan ketekunannya itu, ia sanggup menembus FISIP UI melalui jalur Sipenmaru (sekarang jalur UMPTN), meski sempat tertunda setahun. Kegagalannya pada kesempatan tahun pertama ia sikapi dengan positif melalui kerja keras, tanpa lelah. Saat ia mempersiapkan ujian masuk UI pada kesempatan kedua, saya kerap mengunjunginya di kampung saat libur perkuliahan di Bogor.

Saat ia kuliah di Depok, kami terus berhubungan. Rupanya, di luar jam kuliah, ia meneruskan gairahnya berorganisasi. Badan Perwakilan Mahasiswa FISIP UI ia pimpin, organisasi ISAFIS ia tekuni, dan ia juga masih rajin mengirim surat dan puisi pada teman-temannya, termasuk saya.

Saat di kampus itu, ia sempat terpilih sebagai mahasiswa teladan UI. Bahkan, saat lulus tahun 1991, karya tulisnya mendapat penghargaan skripsi terbaik dari AIPI. Saya diajaknya ke Gedung LIPI untuk memperoleh penghargaan itu, untuk seterusnya ditraktir makan siang.

Hati-hati dengan impianmu, sebab ia akan menjadi kenyataan, demikian nasihat seorang bijak. Saat di kampus, Saefudin mendapat berbagai kesempatan ke luar negeri melalui beasiswa. Jepang adalah negara pertama yang ia kunjungi melalui program Nakasone, menyusul negara-negara lain. Tak terhitung.

Prestasi dan perjalananannya melintasi lima benua semakin menjadi-jadi saat ia merintis karir profesional yang disertai kelincahannya bergaul dengan berbagai kalangan.

Saefudin sempat ditempa Ekie Syachrudin di perusahaan konsultan nasional dan kemudian ia bergabung dengan konsultan manajemen multinasional yang berbasis di Punta Gorda, Florida, USA, untuk operasi wilayah Asia Pasifik.

Setelah itu, ia melesat bak anak panah, menjadi salah satu tim khusus ABAC (APEC Board Advisory Board) mendampingi beberapa tokoh nasional seperti Muchtar Mandala (Dirut Bank Duta saat itu), AR Ramly (mantan Dirut Pertamina dan Duta Besar RI utk Amerika Serikat), dan Bustanil Arifin (Mantan Menkop).

Berbekal semua pengalamannya itu, Saefudin kemudian memilih dunia keuangan dan perbankan sebagai jalan hidupnya. Setelah merintis karir di Bank Duta dan Bank Syariah Mandiri, Saefudin dipercaya menjadi Direktur Bank Muamalat pada tahun 2004 hingga tahun 2009. Setelah menuntaskan tugasnya di bank syariah pertama tersebut, kini ia menjadi penanggungjawab unit bisnis syariah di CIMB Niaga.

Teman, kisah Saefudin Noer ini adalah kisah nyata tentang dahsyatnya impian masa kecil yang terus dirawat, dipupuk dan terus diraih dengan bekal kompetensi, ketekunan dan silaturahmi. Boleh jadi, pengalaman Saefudin ini mewakili pengalaman Anda juga, bukan?.

Mari rawat impian-impian hidup kita dan kita tularkan juga pada anak-anak kita. Teruslah pupuk dan sirami dengan pikiran-pikiran dan kebiasaan positif. Wujudkan dengan bekal kompetensi, ketekunan dan silaturahmi, sebab kesuksesan adalah pertemuan antara kompetensi dan kesempatan. Kesempatan banyak mendatangi orang yang senang bersilaturahmi. Tentu, semuanya harus disertai doa kepada Tuhan, Sang Maha Pemilik Jiwa dan Alam Semesta ini. Soal waktu, impianmu menjadi hidupmu.

Kisah nyata serupa saya jumpai pada perjalanan hidup salah satu kolega di LKBN ANTARA, Akhmad Kusaeni. Teman-teman saya di kantor memanggilnya dengan sebutan sederhana, Oe (baca: O-E bukan U). Fisiknya tidak tinggi, namun impian masa kanak-kanaknya tinggi sekali, melintasi sekat ruang dan waktu.

Oe juga tinggal di sebuah kampung di Lebak, Banten, jauh dari akses dan kemudahan yang banyak dimiliki anak-anak lain. Oe pun terus memupuk impiannya, tekun mewujudkannya, terbuka terhadap pengetahuan baru dan rajin bersilaturahmi. Menurut sahabat Oe sewaktu ia masih kecil - Ujang Rahmansyah (salah seorang pejabat di Pemerintah Kota Tangerang) - sejak kecil, Oe banyak membaca buku milik temannya.

Ia pun tidak punya kemewahan untuk memiliki buku-buku cerita dan buku pengetahuan umum lainnya, namun Oe kecil punya teman pemilik kios buku dan koran di kota kecil tempatnya tinggal, kotanya Max Havelaar. Ujang lantas bertutur, Oe adalah anak yang punya impian keliling dunia sejak kecil dan visualisasinya melalui buku-buku yang ia baca. Oe juga sering mengunjungi Ibunya Ujang, seorang guru SD yang sederhana.

Impian Oe ini nyaris serupa dengan impian Saefudin. Impian keduanya lantas menjadi kenyataan, yang dimulai dari kekuatan pikiran atas impian-impian masa kecil. Oe berulang-ulang membaca karya Julius Verne dalam bukunya; "Around the World in 80 Days" yang menginspirasi impiannya.

Dalam karirnya, Oe pernah menjadi Kepala Biro Antara di New York, mengambil master di Philipina dan telah mengunjungi negara-negera di lima benua dalam tugas-tugas jurnalistiknya, hingga saat ini.

Ada kemiripan keduanya, punya prestasi akademik, sama-sama masuk UI meski pada tahun yang berbeda, sama-sama doyan berorganisasi dan senang bergaul. Semuanya diawali oleh sebuah kebiasaan sama pada masa kecil, gandrung buku yang mendorongnya untuk punya impian-impian besar. Dulu mereka adalah anak-anak desa yang tidak mudah mengakses buku pada masanya, but if there is a will; there is a way, bukan? Kisah dua anak ini boleh jadi menjadi kisah siapa saja.

Bagaimana dengan kita? anak-anak kita?

Punya impian adalah langkah kecil yang bisa berdampak besar pada perjalanan hidup kita dan mereka, anak-anak kita. Meski, kadang-kadang impian anak-anak bisa berubah-ubah setiap saat. Biarkan saja. Namun, memiliki impian adalah langkah kecil pertama untuk hidup yang lebih besar, Insya Allah. Wallahu'alam. (***)

(Sumber: www.antaranews.com)

Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Kumpulan dongeng anak
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Tips dan Trik belajar yang efektif
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog
@ fadhilah dan hikmah Al-Quran
@ Seputar Piala Dunia 2010 Afrika Selatan
@ 2010 FIFA World Cup South Africa
@ Seputar kisah-kisah
@ Kumpulan bisnis internet
Baca Selengkapnya »»

antaranews.com: Kisah dua anak desa

Kisah dua anak desa

"Be careful of your wish for, because it may happen (Anonymous)"

Masa depan, apakah ia dimiliki oleh orang-orang tertentu? Atau ia bebas dimiliki siapa saja? Saya ingin menuturkan dua kisah anak desa yang membuktikan ia milik siapa saja.

Pada suatu malam pada tahun 1981 di sebuah kamar berukuran 3x4 meter, sambil menikmati pisang ambon kegemaran kami, saya mendengarkan dengan seksama penuturan seorang sahabat tentang impiannya untuk keliling dunia. Ia bercerita sambil menggenggam sebuah buku kisah perjalanan. Saya lupa judulnya.

Kami berdua bertetangga, tinggal di kampung, di sebuah kota kecil, Pandeglang, Banten. Membaca buku merupakan kemewahan bagi kami saat itu. Ada dua cara yang biasanya kami lakukan untuk mendapatkan buku; pertama, pinjam kepada Harry, anak dokter satu-satunya di kota kami saat itu. Kedua, pinjam ke perpustakaan umum, sekitar lima kilometer di pusat kota.

U. Saefudin, nama sahabat kecil itu. Belakangan ia tambahkan nama ayahnya, Noer, di belakang namanya. Saya sering memanggilnya Ka Udin, sebab ia lebih tua setahun. Saefudin sangat menghormati kedua orangtuanya. Belakangan, setelah ia bekerja, orang-orang memanggilnya sebagai Pa Uu.

Sejak kecil saya mengenalnya sebagai pribadi yang senang berorganisasi dan sarat prestasi akademik. Dua hal yang kadang saling bertentangan dan saling meniadakan, namun tidak bagi Saefudin.

Di sela-sela belajar bareng, dia sering menunjukkan buku-buku puisi karya WS Rendra dan puisi-puisi karyanya yang dimuat di majalah Hai. Ada bakat besar untuk menjadi penyair pada dirinya, karena ia juga sarat dengan prestasi seni baca puisi. Saking seringnya menang perlombaan baca puisi, ia dilarang ikutan lomba lagi di tingkat kabupaten dan justru dijadikan juri oleh guru SMP kami.

Saefudin mampu memadukan kegairahan belajar di kelas, hobi berorganisasi di luar kelas dan keluasan pergaulannya dengan para seniman dan penggiat aktivitas kemasyarakatan, termasuk Pramuka. Ia tidak pernah terlihat lelah bila sedang berorganisasi. Diam-diam, saya belajar darinya, sembari mengagumi berbagai kelebihannya. Tentu, tak ada manusia yang sempurna.

Dengan ketekunannya itu, ia sanggup menembus FISIP UI melalui jalur Sipenmaru (sekarang jalur UMPTN), meski sempat tertunda setahun. Kegagalannya pada kesempatan tahun pertama ia sikapi dengan positif melalui kerja keras, tanpa lelah. Saat ia mempersiapkan ujian masuk UI pada kesempatan kedua, saya kerap mengunjunginya di kampung saat libur perkuliahan di Bogor.

Saat ia kuliah di Depok, kami terus berhubungan. Rupanya, di luar jam kuliah, ia meneruskan gairahnya berorganisasi. Badan Perwakilan Mahasiswa FISIP UI ia pimpin, organisasi ISAFIS ia tekuni, dan ia juga masih rajin mengirim surat dan puisi pada teman-temannya, termasuk saya.

Saat di kampus itu, ia sempat terpilih sebagai mahasiswa teladan UI. Bahkan, saat lulus tahun 1991, karya tulisnya mendapat penghargaan skripsi terbaik dari AIPI. Saya diajaknya ke Gedung LIPI untuk memperoleh penghargaan itu, untuk seterusnya ditraktir makan siang.

Hati-hati dengan impianmu, sebab ia akan menjadi kenyataan, demikian nasihat seorang bijak. Saat di kampus, Saefudin mendapat berbagai kesempatan ke luar negeri melalui beasiswa. Jepang adalah negara pertama yang ia kunjungi melalui program Nakasone, menyusul negara-negara lain. Tak terhitung.

Prestasi dan perjalananannya melintasi lima benua semakin menjadi-jadi saat ia merintis karir profesional yang disertai kelincahannya bergaul dengan berbagai kalangan.

Saefudin sempat ditempa Ekie Syachrudin di perusahaan konsultan nasional dan kemudian ia bergabung dengan konsultan manajemen multinasional yang berbasis di Punta Gorda, Florida, USA, untuk operasi wilayah Asia Pasifik.

Setelah itu, ia melesat bak anak panah, menjadi salah satu tim khusus ABAC (APEC Board Advisory Board) mendampingi beberapa tokoh nasional seperti Muchtar Mandala (Dirut Bank Duta saat itu), AR Ramly (mantan Dirut Pertamina dan Duta Besar RI utk Amerika Serikat), dan Bustanil Arifin (Mantan Menkop).

Berbekal semua pengalamannya itu, Saefudin kemudian memilih dunia keuangan dan perbankan sebagai jalan hidupnya. Setelah merintis karir di Bank Duta dan Bank Syariah Mandiri, Saefudin dipercaya menjadi Direktur Bank Muamalat pada tahun 2004 hingga tahun 2009. Setelah menuntaskan tugasnya di bank syariah pertama tersebut, kini ia menjadi penanggungjawab unit bisnis syariah di CIMB Niaga.

Teman, kisah Saefudin Noer ini adalah kisah nyata tentang dahsyatnya impian masa kecil yang terus dirawat, dipupuk dan terus diraih dengan bekal kompetensi, ketekunan dan silaturahmi. Boleh jadi, pengalaman Saefudin ini mewakili pengalaman Anda juga, bukan?.

Mari rawat impian-impian hidup kita dan kita tularkan juga pada anak-anak kita. Teruslah pupuk dan sirami dengan pikiran-pikiran dan kebiasaan positif. Wujudkan dengan bekal kompetensi, ketekunan dan silaturahmi, sebab kesuksesan adalah pertemuan antara kompetensi dan kesempatan. Kesempatan banyak mendatangi orang yang senang bersilaturahmi. Tentu, semuanya harus disertai doa kepada Tuhan, Sang Maha Pemilik Jiwa dan Alam Semesta ini. Soal waktu, impianmu menjadi hidupmu.

Kisah nyata serupa saya jumpai pada perjalanan hidup salah satu kolega di LKBN ANTARA, Akhmad Kusaeni. Teman-teman saya di kantor memanggilnya dengan sebutan sederhana, Oe (baca: O-E bukan U). Fisiknya tidak tinggi, namun impian masa kanak-kanaknya tinggi sekali, melintasi sekat ruang dan waktu.

Oe juga tinggal di sebuah kampung di Lebak, Banten, jauh dari akses dan kemudahan yang banyak dimiliki anak-anak lain. Oe pun terus memupuk impiannya, tekun mewujudkannya, terbuka terhadap pengetahuan baru dan rajin bersilaturahmi. Menurut sahabat Oe sewaktu ia masih kecil - Ujang Rahmansyah (salah seorang pejabat di Pemerintah Kota Tangerang) - sejak kecil, Oe banyak membaca buku milik temannya.

Ia pun tidak punya kemewahan untuk memiliki buku-buku cerita dan buku pengetahuan umum lainnya, namun Oe kecil punya teman pemilik kios buku dan koran di kota kecil tempatnya tinggal, kotanya Max Havelaar. Ujang lantas bertutur, Oe adalah anak yang punya impian keliling dunia sejak kecil dan visualisasinya melalui buku-buku yang ia baca. Oe juga sering mengunjungi Ibunya Ujang, seorang guru SD yang sederhana.

Impian Oe ini nyaris serupa dengan impian Saefudin. Impian keduanya lantas menjadi kenyataan, yang dimulai dari kekuatan pikiran atas impian-impian masa kecil. Oe berulang-ulang membaca karya Julius Verne dalam bukunya; "Around the World in 80 Days" yang menginspirasi impiannya.

Dalam karirnya, Oe pernah menjadi Kepala Biro Antara di New York, mengambil master di Philipina dan telah mengunjungi negara-negera di lima benua dalam tugas-tugas jurnalistiknya, hingga saat ini.

Ada kemiripan keduanya, punya prestasi akademik, sama-sama masuk UI meski pada tahun yang berbeda, sama-sama doyan berorganisasi dan senang bergaul. Semuanya diawali oleh sebuah kebiasaan sama pada masa kecil, gandrung buku yang mendorongnya untuk punya impian-impian besar. Dulu mereka adalah anak-anak desa yang tidak mudah mengakses buku pada masanya, but if there is a will; there is a way, bukan? Kisah dua anak ini boleh jadi menjadi kisah siapa saja.

Bagaimana dengan kita? anak-anak kita?

Punya impian adalah langkah kecil yang bisa berdampak besar pada perjalanan hidup kita dan mereka, anak-anak kita. Meski, kadang-kadang impian anak-anak bisa berubah-ubah setiap saat. Biarkan saja. Namun, memiliki impian adalah langkah kecil pertama untuk hidup yang lebih besar, Insya Allah. Wallahu'alam. (***)


(Sumber: www.Antaranews.com)

Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Kumpulan dongeng anak
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Tips dan Trik belajar yang efektif
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog
@ fadhilah dan hikmah Al-Quran
@ Seputar Piala Dunia 2010 Afrika Selatan
@ 2010 FIFA World Cup South Africa
@ Seputar kisah-kisah
@ Kumpulan bisnis internet
Baca Selengkapnya »»

antaranews.com: Masuk kandang kambing mengembik

Masuk kandang kambing mengembik

Masup kandang kambing, ngembek; masup kandang kebo, ngelenguh," demikian ungkapan dalam peribahasa Betawi yang merupakan nasihat agar seseorang dapat menyesuaikan diri dengan tempat dia tinggal.

Jadi, siapa pun yang tinggal di Jakarta, tempat tinggal masyarakat Jakarta asli atau Betawi, maka dinasihatkan untuk menyesuaikan diri, antara lain dengan memahami bahasa yang digunakan di wilayah itu yakni bahasa melayu Jakarta atau melayu Betawi.

Untuk membantu masyarakat memahami bahasa melayu Betawi atau bahasa Betawi maka saat ini mereka tidak perlu bingung lagi karena sudah ada panduannya, dalam bentuk sebuah kamus, yakni Kamus Dialek Jakarta dan Kamus Ungkapan dan Peribahasa Betawi.

Kamus "2 in 1" yang diterbitkan oleh penerbit Masup Jakarta telah diluncurkan secara resmi oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dalam sebuah acara di Puri Agung, Pemda DKI Jakarta, pada akhir Juli 2009, yang dihadiri banyak kalangan, khususnya tokoh-tokoh masyarakat Betawi.

Kamus yang merupakan edisi revisi itu disusun oleh Abdul Chaer, orang Betawi yang juga pengajar bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Kamus tersebut pertama kali diterbitkan pada 1976 dengan penulis yang sama. Berbeda dengan kamus yang pertama, kali ini kamus tersebut dilengkapi dengan kamus ungkapan dan peribahasa Betawi.

Mengapa kamus itu dinamakan Kamus Dialek Jakarta, bukan Kamus Dialek Betawi? Menurut Abdul Chaer, karena kamus tersebut tidak hanya memuat kata-kata yang digunakan oleh orang Betawi, tapi juga yang digunakan warga Jakarta dan sekitarnya secara keseluruhan.

Dalam kamus "2 in 1" itu, selain pembaca dapat mengetahui tentang makna sebuah kata, juga memperoleh penjelasan selintas tentang asal bahasa Betawi yang digunakan oleh masyarakat Jakarta dan sekitarnya.

Di kamus itu antara lain dijelaskan bahwa secara historis linguistik, alat komunikasi verbal yang disebut bahasa Betawi sebenarnya hanyalah sebuah dialek regional dari bahasa Melayu.

Karena merupakan dialek regional dari bahasa Melayu, maka banyak persamaannya dengan bahasa Melayu umum atau bahasa Indonesia. Namun demikian, ada juga perbedaannya, terutama dilihat dari segi lafal dan sejumlah kosa kata.

Dijelaskan juga bahwa bahasa Betawi bukanlah bahasa yang mandiri. Meski demikian, fakta bahwa bahasa Betawi digunakan oleh sekelompok masyarakat yang tinggal di wilayah yang merupakan ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Abdul Chaer dalam pengantarnya menulis, kamus tersebut disusun dengan maksud, pertama untuk melengkapi kepustakaan bahasa Betawi yang sudah ada; kedua, untuk mendokumentasikan salah satu khazanah Betawi yaitu ungkapan-ungkapan bahasa Betawi yang kini telah banyak tidak dikenal orang.

"Generasi muda Betawi saja kini telah banyak yang tidak tahu makna-makna ungkapan seperti `kematian obor`, `kedebong anyut` dan `ngejemur kunut`," kata Abdul Chaer.

Sementara itu, Harimurti Kridalaksana dalam pengantarnya mengatakan, kamus tersebut mempunyai dua manfaat.

Pertama, manfaat ideil karena merupakan usaha untuk memelihara salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia. Kedua, manfaat praktis karena berguna bagi setiap orang yang ingin tahu lebih banyak tentang dialek Melayu Jakarta yang makin besar peranannya itu.

Karya besar

Ahli lingustik dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Bambang Kaswanti Purwo, berpendapat, Kamus Dialek Jakarta ini adalah salah satu dari enam karya besar mengenai dialek Jakarta atau dialek Betawi yang terdiri atas empat disertasi dan dua kamus. Salah satu dari penulis kamus itu adalah putra Betawi yakni Abdul Chaer.

Bagi Bambang, yang bukan merupakan penutur Betawi, kamus ini membantunya dalam memahami dan bagaimana membaca kata seperti "sebel" atau kata "bebek" dan artinya.

Ia juga memahami arti merejeng yang artinya menangkap dan memegang, tapi kegiatannya tidak dapat dilakukan seorang diri, harus dilakukan oleh banyak orang.

"Setahu saya, ini kata khas Betawi, tidak ada padan kata ini dalam bahasa Indonesia," katanya.

Ia juga mengatakan, sangat terbantu memahami sejumlah kata karena banyak yang (agaknya) berasal dari bahasa Jawa seperti wareg, bae, dan ora.

Hanya saja, menurut dia, dia tetap tidak dapat menangkap apa arti kata "pada". Di dalam bahasa Jawa ada kata "pada" yang dipakai untuk menandai bahwa yang melakukan adalah banyak orang.

Ia mencatat masih ada sejumlah kata yang tidak tercetak dalam kamus ini, seperti kata "pada", "bari", "bletak-bleneng", dan "adah".

Bambang juga menyatakan kebingungannya untuk memahami kata "tau" karena dapat diartikan ganda yakni berarti "tahu" seperti dalam kalimat "Aye tau nyang die mao ame aye" atau "tidak tahu" seperti dalam kalimat "Tau tu, aye juga kurang jelas".

Untuk sementara ia menyimpulkan bahwa apabila kata "tau" itu tidak berdiri sendiri, misalnya didahului oleh pronomina (seperti "gua", "lu") atau kata modal seperti "udah", negasi (nggak), maka artinya adalah positif. Namun, jika berdiri sendiri, maka maka artinya adalah negatif.

Mungkin benar, belum semua kata atau ungkapan yang digunakan masyarakat belum terekam dalam kamus itu. Karena itu, muncul harapan agar kelak akan ada terbitan Kamus Dialek Jakarta yang lebih lengkap. Bahkan, Bambang Kaswanti Puro mendambakan adanya kamus dalam dua arah, juga dari bahasa Indonesia ke dialek Jakarta.

Namun Jakarta dan warganya telah diuntungkan karena kamus yang komprehensif ini bukan saja dapat menjadi pegangan dalam penggunaan dialek Jakarta yang "ngetren" itu, tapi juga menjauhi pemakainya dari kekacauan "ngomong" Jakarta seperti yang kini banyak terjadi. (*)

(Sumber: www.antaranews.com)

Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Kumpulan dongeng anak
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Tips dan Trik belajar yang efektif
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog
@ fadhilah dan hikmah Al-Quran
@ Seputar Piala Dunia 2010 Afrika Selatan
@ 2010 FIFA World Cup South Africa
@ Seputar kisah-kisah
@ Kumpulan bisnis internet
Baca Selengkapnya »»

Bisnis Internet: 5 kunci sukses mencari uang dari blog

Beberapa hari lalu saya menginformasikan bahwa saya harus memiliki wawasan bisnis dengan membeli 9 buah buku bisnis. Salah satu buku yang “menggetarkan” saya adalah buku Marketing Muhammad karena menjelaskan secara gamblang rahasia sukses nabi Muhammad dalam memenangi persaingan pasar.

Rahasia sukses ini terdiri dari 5 sikap yaitu jujur, ikhlas, profesional, silaturahmi, dan murah hati. Setelah merenungkannya, saya memahami bahwa konsep ini berlaku pula untuk mendapat uang lewat blog. Berikut ini adalah penjelasannya yang bisa membantu Anda sukses dalam mendapat uang lewat blog.

1. Jujur

Semua blogger yang tujuannya mendapat uang lewat blog punya harapan mendapat uang atau dolar dengan jumlah yang banyak. Namun, bagaimana apabila hasil yang diharapkan tidak juga muncul? Padahal telah banyak kiat, tips, dan cara yang digunakan.

Dalam menghadapi keadaan di atas, banyak blogger yang tidak berputus asa dan terus menggali pengetahuan, sehingga pada akhirnya muncul solusi bagi permasalahan mereka. Ada pula blogger yang kemudian menyerah dan beralih ke bidang lain (berhenti ngeblog).

Tak sedikit pula blogger yang kemudian memilih menggunakan jalan pintas dengan mendobrak dinding etika. Mereka berlaku tidak jujur, seperti:

* Menjelekkan pesaingnya
* Membesarkan produk secara berlebihan yang sebenarnya tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya
* Menyajikan data yang bohong
* Melanggar syarat dan ketentuan dari program yang diikutinya (curang)

Apa dampak tidak jujur?

Karena jujur merupakan peraturan sosial yang tidak tertulis, maka hukuman bagi yang tidak jujur juga bersifat sosial. Contoh-contoh hukumannya adalah dijauhi, diacuhkan, dan yang paling parah dimasukkan dalam daftar hitam oleh para blogger atau penyedia program monetisasi.

Jadi, dari pemaparan di atas, sudah jelas bahwa jujur adalah sikap pertama yang harus dimiliki para blogger yang ingin sukses make money blogging.

2. Ikhlas

Sikap ikhlas akan membentuk pribadi blogger yang tidak lagi memandang materi sebagai tujuan utama. Namun, lebih terbuka terhadap semua keuntungan, baik bersifat materi maupun non materi.

Seperti kita ketahui bersama, ngeblog dipilari oleh membuat konten bermutu, membangun jaringan, promosi, dan monetisasi. Melakukan keempat pilar ini tidak semudah membalikkan tangan karena membutuhkan banyak energi dan waktu lama.

Namun, bila blogger sudah memiliki sikap ikhlas, mereka akan senang (tanpa beban) melakukannya karena memang keuntungannya bukan berupa materi. Contohnya bisa saja seperti ini:

* Ikhlas membuat artkel pilar karena memang artikel yang Anda buat akan bermanfaat bagi blogger lain sehingga membantu blogger bersangkutan menjadi lebih baik.
* Ikhlas membalas komentar dan melakukan kunjungan balik.
* Ikhlas membacklink tulisan blogger lain tanpa takut penurunan page rank atau trafik
* Ikhlas men-support produk atau jasa yang dimiliki blogger lain tanpa meminta bayaran.

3. Profesional

Sikap profesional sangat penting dalam ngeblog. Sikap ini menjauhkan diri dari rasa malas, tidak mau berusaha, dan hanya mau menerima saja (tanpa mau memberi).

Sikap profesional juga membuat seorang blogger selalu cermat dalam setiap perbuatan yang dilakukannya, karen ia percaya bahwa hari esok harus lebih baik daripada hari ini. Dengan demikian, memicu semangat untuk terus berusaha mengejar target yang diinginkan.

Pada akhirnya, sikap ini akan membawa sang blogger pada pemanfaatan waktu dan sumber daya yang semakin efektif dan efisien.

4.Silaturahmi

Silaturahmi menjadi jembatan yang menghubungkan seorang blogger dengan blogger lain. Selain itu, silaturahmi juga menjadi dasar dalam membina hubungan baik, tidak hanya kepada pelanggan, pengunjung, kolega, namun juga pesaingnya. Poin pentingnya, dengan silaturahmi seorang blogger dapat membangun jaringan yang tidak terbatas dan tentunya saling menguntungkan.

5. Murah Hati

Terkadang, setelah mendapatkan kesetiaan pelanggan, seorang blogger cenderung memanfaatkan kesetiaan tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Dalam hal ini, sang blogger tersebut tidak bermurah hati sehingga menghancurkan hubungan yang sudah terjalin.

Penting diingat, murah hati dapat menjaga siapa pun dari melakukan tindakan pembodohan dan pemanfaatan orang lain.
Kesimpulan

Jujur, ikhlas, profesional, silaturahmi, dan murah hati adalah sikap-sikap sukses untuk mendapat uang lewat blog.

* Jujur menghasilkan kepercayaan dan loyalitas
* Ikhlas menghasilkan ketenangan dalam aktivitas ngeblog
* Profesionalisme menghasilkan kesungguhan dan dedikasi tinggi
* Silaturahmi membentuk jaringan kerja yang tidak terbatas
* Murah hati menjaga diri dari memanfaatkan orang lain dan sombong.

Dengan menggabungkan kelima konsep di atas secara menyeluruh dan berkesinambungan, saya yakin trafik dan uang akan “mengejar” kita (bukan kita yang mengejar trafik dan uang).

Artikel yang berkaitan:

Masup kandang kambing, ngembek; masup kandang kebo, ngelenguh," demikian ungkapan dalam peribahasa Betawi yang merupakan nasihat agar seseorang dapat menyesuaikan diri dengan tempat dia tinggal.

Jadi, siapa pun yang tinggal di Jakarta, tempat tinggal masyarakat Jakarta asli atau Betawi, maka dinasihatkan untuk menyesuaikan diri, antara lain dengan memahami bahasa yang digunakan di wilayah itu yakni bahasa melayu Jakarta atau melayu Betawi.

Untuk membantu masyarakat memahami bahasa melayu Betawi atau bahasa Betawi maka saat ini mereka tidak perlu bingung lagi karena sudah ada panduannya, dalam bentuk sebuah kamus, yakni Kamus Dialek Jakarta dan Kamus Ungkapan dan Peribahasa Betawi.

Kamus "2 in 1" yang diterbitkan oleh penerbit Masup Jakarta telah diluncurkan secara resmi oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dalam sebuah acara di Puri Agung, Pemda DKI Jakarta, pada akhir Juli 2009, yang dihadiri banyak kalangan, khususnya tokoh-tokoh masyarakat Betawi.

Kamus yang merupakan edisi revisi itu disusun oleh Abdul Chaer, orang Betawi yang juga pengajar bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Kamus tersebut pertama kali diterbitkan pada 1976 dengan penulis yang sama. Berbeda dengan kamus yang pertama, kali ini kamus tersebut dilengkapi dengan kamus ungkapan dan peribahasa Betawi.

Mengapa kamus itu dinamakan Kamus Dialek Jakarta, bukan Kamus Dialek Betawi? Menurut Abdul Chaer, karena kamus tersebut tidak hanya memuat kata-kata yang digunakan oleh orang Betawi, tapi juga yang digunakan warga Jakarta dan sekitarnya secara keseluruhan.

Dalam kamus "2 in 1" itu, selain pembaca dapat mengetahui tentang makna sebuah kata, juga memperoleh penjelasan selintas tentang asal bahasa Betawi yang digunakan oleh masyarakat Jakarta dan sekitarnya.

Di kamus itu antara lain dijelaskan bahwa secara historis linguistik, alat komunikasi verbal yang disebut bahasa Betawi sebenarnya hanyalah sebuah dialek regional dari bahasa Melayu.

Karena merupakan dialek regional dari bahasa Melayu, maka banyak persamaannya dengan bahasa Melayu umum atau bahasa Indonesia. Namun demikian, ada juga perbedaannya, terutama dilihat dari segi lafal dan sejumlah kosa kata.

Dijelaskan juga bahwa bahasa Betawi bukanlah bahasa yang mandiri. Meski demikian, fakta bahwa bahasa Betawi digunakan oleh sekelompok masyarakat yang tinggal di wilayah yang merupakan ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Abdul Chaer dalam pengantarnya menulis, kamus tersebut disusun dengan maksud, pertama untuk melengkapi kepustakaan bahasa Betawi yang sudah ada; kedua, untuk mendokumentasikan salah satu khazanah Betawi yaitu ungkapan-ungkapan bahasa Betawi yang kini telah banyak tidak dikenal orang.

"Generasi muda Betawi saja kini telah banyak yang tidak tahu makna-makna ungkapan seperti `kematian obor`, `kedebong anyut` dan `ngejemur kunut`," kata Abdul Chaer.

Sementara itu, Harimurti Kridalaksana dalam pengantarnya mengatakan, kamus tersebut mempunyai dua manfaat.

Pertama, manfaat ideil karena merupakan usaha untuk memelihara salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia. Kedua, manfaat praktis karena berguna bagi setiap orang yang ingin tahu lebih banyak tentang dialek Melayu Jakarta yang makin besar peranannya itu.

Karya besar

Ahli lingustik dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Bambang Kaswanti Purwo, berpendapat, Kamus Dialek Jakarta ini adalah salah satu dari enam karya besar mengenai dialek Jakarta atau dialek Betawi yang terdiri atas empat disertasi dan dua kamus. Salah satu dari penulis kamus itu adalah putra Betawi yakni Abdul Chaer.

Bagi Bambang, yang bukan merupakan penutur Betawi, kamus ini membantunya dalam memahami dan bagaimana membaca kata seperti "sebel" atau kata "bebek" dan artinya.

Ia juga memahami arti merejeng yang artinya menangkap dan memegang, tapi kegiatannya tidak dapat dilakukan seorang diri, harus dilakukan oleh banyak orang.

"Setahu saya, ini kata khas Betawi, tidak ada padan kata ini dalam bahasa Indonesia," katanya.

Ia juga mengatakan, sangat terbantu memahami sejumlah kata karena banyak yang (agaknya) berasal dari bahasa Jawa seperti wareg, bae, dan ora.

Hanya saja, menurut dia, dia tetap tidak dapat menangkap apa arti kata "pada". Di dalam bahasa Jawa ada kata "pada" yang dipakai untuk menandai bahwa yang melakukan adalah banyak orang.

Ia mencatat masih ada sejumlah kata yang tidak tercetak dalam kamus ini, seperti kata "pada", "bari", "bletak-bleneng", dan "adah".

Bambang juga menyatakan kebingungannya untuk memahami kata "tau" karena dapat diartikan ganda yakni berarti "tahu" seperti dalam kalimat "Aye tau nyang die mao ame aye" atau "tidak tahu" seperti dalam kalimat "Tau tu, aye juga kurang jelas".

Untuk sementara ia menyimpulkan bahwa apabila kata "tau" itu tidak berdiri sendiri, misalnya didahului oleh pronomina (seperti "gua", "lu") atau kata modal seperti "udah", negasi (nggak), maka artinya adalah positif. Namun, jika berdiri sendiri, maka maka artinya adalah negatif.

Mungkin benar, belum semua kata atau ungkapan yang digunakan masyarakat belum terekam dalam kamus itu. Karena itu, muncul harapan agar kelak akan ada terbitan Kamus Dialek Jakarta yang lebih lengkap. Bahkan, Bambang Kaswanti Puro mendambakan adanya kamus dalam dua arah, juga dari bahasa Indonesia ke dialek Jakarta.

Namun Jakarta dan warganya telah diuntungkan karena kamus yang komprehensif ini bukan saja dapat menjadi pegangan dalam penggunaan dialek Jakarta yang "ngetren" itu, tapi juga menjauhi pemakainya dari kekacauan "ngomong" Jakarta seperti yang kini banyak terjadi. (*)
(Sumber: www.antaranews.com)
Baca Selengkapnya »»

Jalan Sukses, jalan ilahiyah

"Jadikan amanah itu sebagai panggilan spiritual, bukan panggilan profesi semata", begitu nasihat guru saya, Utomo Dananjaja, lebih dari dua tahun lalu. Saat itu, saya sedang mengikuti proses uji kelayakan dan kepatutan untuk memimpin salah satu BUMN.

Nasihat Mas Tom, demikian saya memanggilnya, mungkin dapat menggambarkan suasana yang ada di hati kita semua, pada saat kita sedang menghadapi semua permasalahan hidup yang kita alami saat ini dan pada masa lalu. Suasana spiritual kita sangat menentukan kegairahan kita dalam menghadapi situasi apa pun yang kita hadapi.

Teman, kita punya kebebasan untuk menentukan "suhu" dan "cuaca" diri kita, seburuk atau sebaik apapun kondisi lingkungan sekitar. Seorang teman, Agi Rachmat --motivator Dunamis-- pernah berujar lingkungan pengaruh kita sebagai individu efektif harus lebih besar dari lingkungan kepedulian atau masalah yang sedang kita hadapi.

Kita adalah programmer atas kehidupan kita sendiri. Sungguh bijak nasihatnya. Masalah adalah bagian dari kehidupan, bahkan Allah SWT pun menegaskan dalam QS 29:2 "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan; kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji?" Ujian adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Kita harus menghadapinya, bukan menghindarinya.

Seorang wartawan senior yang juga sekaligus budayawan, Syamsudin Haesy, baru-baru ini meluncurkan buku Platinum Track: Jalan Sukses, Jalan Ilahiah, sebuah kompilasi pengalaman dan pengamatannya terhadap lingkungan dalam hidup sebagai sebuah proses pendakian menuju jalan kemuliaan seorang manusia.

Kang Sem, begitu saya memanggilnya, menyebut jalan tersebut sebagai Platinum Track, sebuah panggilan ruhiyah menuju kesempurnaannya, kembali kepada Sang Pemiliknya. Ada pesan yang sama dan sejalan dengan nasihat Mas Tom, isi buku Syamsudin Haesy, pengalaman pribadi dan boleh jadi pengalaman Anda?

Bagi Anda yang sedang bekerja atau memimpin organisasi apa pun bentuknya, pesan Kang Sem ini bukan soal keberhasilan jangka pendek yang semata-mata diukur dengan angka-angka kinerja dan pengakuan pemegang saham atau pemangku kepentingan, melainkan soal warisan kehidupan kita semua, yang sejatinya akan meninggalkan karya agung sebagai warisan bagi kehidupan.

Angka-angka kinerja adalah tujuan antara (intermediate goals) menuju tujuan yang sesungguhnya (ultimate goal): meninggalkan warisan kebaikan di wilayah pengabdian apa pun di dunia ini. Di mana pun kita berada.

Ikhtiar untuk mewujudkan karya agung di dunia akan menjadi penarik energi, kegairahan, persistensi dan determinasi yang akan mengatasi segala keterbatasan yang kita miliki dalam mengatasi ujian setiap hari. Life is not without problem, demikian guru saya yang lain, Pak Saleh Syafraji, pernah berujar. Setiap ujian adalah tahapan menuju derajat kemuliaan yang lebih tinggi, bila kita dapat melaluinya.

Dengan sudut pandang demikian, kegairahan dalam menjalani hari-hari kehidupan, beserta ujian-ujian di dalamnya, merupakan sebuah perjalanan menapaki Jalan Ilahiyah menuju tujuan lebih besar.

Islam menyatakan tujuan lebih besar itu sebagai Ridha Allah. Sebab, semua kesulitan dan sebaliknya, kemudahan, semuanya berasal dari Dia, Sang Penggenggam Jiwa, Sang Pemilik Jiwa ini. Gerakan hidup ini belakangan dikenal dengan sebutan gerakan menuju kehidupan yang lebih mulia.

Visi hidup mulia kini telah menjadi gerakan di mana-mana, di berbagai belahan dunia ini, menembus sekat-sekat perbedaan ruang, waktu dan agama. Diskusi berbagai komunitas telah menembus sekat-sekat perbedaan keyakinan sekali pun.

Bahkan Danah Zohar membuktikan gerakan ini tengah menjadi gerakan universal, termasuk topik yang menarik bagi seorang atheis sekalipun. Kini telah tiba era baru yang membenarkan apa yang pernah dinyatakan para Rasul pembawa risalah agama-agama besar, yang disebut sebagai Era Kemuliaan (the age of greatness).

Gerakan hidup mulia boleh jadi sudah sering kita dengar sejak diperkenalkan oleh orang tua kita. Namun dalam bukunya ini, Kang Sem memahami adanya keterbatasan linier kita ketika ikhtiar manusiawi terhambat oleh tembok-tembok yang menghambatnya.

Manusia biasanya banyak mengandalkan baseline atau kaidah logika dan pengalaman empiris dalam ikhtiar meraih kesuksesan. Kaidah-kaidah linier dan empiris ini ia sebut sebagai kapasitas manusia untuk melakukan rekayasa (engineering) atau tindakan yang efektif yang berbuah pada kesuksesan. Stephen Covey menyebutnya sebagai perilaku atau kebiasaan efektif.

Untuk mengatasi berbagai hambatan tersebut, Kang Sem memperkuat pentingnya kita memiliki imajinasi (imagination) dalam menggairahkan para pemilik masa depan untuk meraih impian-impian baru.

Hal ini serupa dengan upaya Jeft Imelt (CEO GE pasca Jack Welch) yang sedang berjuang menembus batas kemampuan rekayasa korporasi yang bernilai di General Electric.

Para outliers ini sedang membuktikan ucapan Einstein “we can’t solve problems by using the same kind of thinking we used when we created them”. Diperlukan impian-impian yang menembus batas-batas kejumudan dan semua hal yang membelenggu manusia pada masa lalu dan masa kini.

Kang Sem kemudian mengajak kita untuk keluar dari belenggu masa lalu. Dia mengajak agar kita melakukan Imagineering, sebuah disiplin yang menggabungkan efektivitas kebiasaan saat ini dengan impian masa depan, yang dilandasi oleh tujuan-tujuan hidup yang lebih besar.

Pada level kepemimpinan organisasi, Imagineering akan memadukan imaginasi yang berakar dari sistem nilai (strong beliefs) yang kuat dengan kemampuan hands-on yang mampu menyampaikan kinerja yang nyata dan terukur kepada para pemangku kepentingan melalui tindakan-tindakan manajerial yang efektif.

Pada level individual, imagineering adalah ikhtiar sehari-hari yang efektif menuju Jalan Ilahiah yang ingin diraihnya melalui tindakan-tindakan nyata. Dai kondang Aa Gym pernah sangat terkenal ketika memperkenalkan rumus sederhana 3M; mulai dari diri kita, mulai dari yang kecil, mulai saat ini. Perubahan besar adalah gabungan antara pikiran-pikiran besar dengan tindakan-tindakan efektif setiap hari, kita semua, tanpa terkecuali.

Saya menganjurkan Anda membaca buku Kang Sem ini dan buku lain yang sejenis. Buku ini memberikan sejumlah nasihat bijak tentang falsafah, panduan, dan "rukun" Imagineering yang dapat menghela perubahan pada berbagai level kepemimpinan.

Rukun-rukun ini dapat berlaku pada praktik kepemimpinan yang berlaku pada diri sendiri, kelompok atau keluarga, organisasi atau perusahaan, dan bangsa.

"Rukun-rukun" ini, Insya Allah, akan menghasilkan jawaban atas pertanyaan yang selalu muncul pada kita semua; untuk apa semua hidup yang sedang kita jalani, dan ke mana kita sedang menuju? dan bagaimana meraihnya? Sebab, kita harus melakukannya hari ini, bukan besok. Wallahu’alam.

*) Penulis adalah praktisi manajemen, beralamat di ahmadmukhlis.yusuf@gmail.com
(antaranews.com) Baca Selengkapnya »»

Mengasuh dengan cinta

Belum lama ini, bangsa kita kedatangan tamu seorang gadis luar biasa. Ia berasal dari Korea Selatan. Namanya Hee Ah Lee (22). Di kedua telapak tangannya hanya ada 4 jari. Dua jari di kanan, dua jari di kiri. Gadis istimewa ini menderita lobster claw syndrome. Kakinya pun hanya sampai lutut.

Bukan hanya itu, gadis ini juga menderita keterbelakangan mental. Ketika ia terlahir, semua keluarga besarnya menjauh. Hanya sang Ibu yang tak menyurutkan asih sayang dan cintanya pada Lee.

Apa yang istimewa dari He Ah Lee? Dalam usia muda ia sudah menjadi pianis hebat kelas dunia. Konsisten dengan arti namanya ‘sukacita yang terus tumbuh’, Lee tetap bersukacita dengan segala keterbatasannya hingga akhirnya menjadi pianis top.

Anak seorang perawat ini, telah mengeluarkan album bertitel ”Hee-ah a pianist with four finger.” Ia juga sudah melakukan konser di berbagai negara; Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Kanada, China, Singapura dan tentu saja Indonesia. Lee yang selalu didampingi ibunya ini juga telah diangkat sebagai warga kehormatan Seoul.

Sebagian besar dari kita pasti memiliki anak yang lebih sehat dan normal dibandingkan Hee Ah Lee. Mestinya prestasi yang diraih putra-putri kita tak boleh kalah dengan gadis Korea itu. Itu hanya bisa terjadi jika si buah hati memperoleh perhatian sepenuh cinta.

Dengan mendidik anak sepenuh cinta setidaknya kita sudah melakukan lima hal. Pertama, membantu anak menemukan kekuatan dalam dirinya. Kedua, menunjukkan apa yang mampu ia raih. Ketiga, turut membangun kepercayaan dirinya. Keempat, memberikan dukungan dan semangat. Kelima, menjadi orang yang paling dipercaya karena selalu ada ketika ia membutuhkan.

Setiap anak terlahir dengan kelebihannya masing-masing. Setiap anak unik. Kita harus membantu mereka menemukan keunikan yang ada dalam dirinya. Keunikan itu bukan tak mungkin menjelma menjadi kekuatannya.

Ibunda Hee Ah Lee, tentu tahu berbagai keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki anaknya. Tapi ia bisa melihat ada satu kelebihan yang dimiliki oleh anaknya, yakni kesukaannya bermain piano. Kelebihan itulah yang kemudian terus diasah. Dia mendatangkan guru piano sesuai dengan kebutuhan anaknya. Lima guru piano yang berbeda pernah mendamping Hee Ah Lee.

Dengan kelebihan yang dimilikinya, anak akan mampu meraih banyak hal.

Tunjukkanlah apa-apa yang mampu dia raih dan gapai. Selain itu, hadapkan juga berbagai pilihan dan gambaran tentang masa depan kepadanya. Sebagai orangtua kita harus mampu menunjukkan berbagai alternatif yang mampu anak raih dalam perjalanan hidupnya.

Kepercayaan diri anak kita juga dapat tumbuh luar biasa jika kita memberinya kepercayaan disertai tanggung jawab, sesuai dengan tingkatan usianya. Lalu memberi pujian jika ia berhasil melakukan sesuatu meskipun tampak remeh di mata kita. Jangan lupa, jangan pernah mencela jika ia ’gagal’ melakukan sesuatu.

Sebagai orangtua, kita tak boleh memberikan banyak larangan dan batasan karena ini akan menghambat kepercayaan dirinya. Biarkan saja anak kita berkreasi seluas-luasnya selama tidak melanggar norma-norma dari Sang Maha Tahu.

Hee Ah Lee pernah mogok tidak mau berlatih piano. Ia merasa tidak mampu memainkan piano dengan baik. Namun sang ibu terus mendampinginya dengan penuh kesabaran.

Sang ibu tetap mengajak ia bicara walau mungkin Hee Ah Lee tidak mengerti apa yang dimaksud ibunya. Ibunya tak ingin, sang buah hati frustasi dan patah semangat. Ibunda Hee Ah Lee menunjukkan cintanya dengan tulus, salah satunya dengan terus menerus membangun kepercayaan diri Hee Ah Lee. (***) Baca Selengkapnya »»

Bernafas di tengah lingkaran api

Ibarat bagian tangan, Indonesia adalah jari manis yang dilingkari sebuah cincin. Bedanya ini bukan cincin biasa melainkan cincin bencana yang menjadikan si zamrud khatulistiwa itu harus selalu bersiap menghadapi bencana.

Masyarakat di tanah air yang merajut hidup di dalamnya ibarat bernafas di tengah lingkaran api.

Indonesia memang terletak dalam jalur ring of fire kawasan Pasifik yang merupakan zona teraktif dengan deretan gunung vulkanis aktif di dunia. Cincin api Pasifik atau lingkaran api Pasifik itu merupakan daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudera Pasifik.

Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km dan sering pula disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.

Diketahui sekitar 90 persen gempa bumi yang terjadi di dunia, sebanyak 81 persen di antaranya yang terbesar terjadi di sepanjang cincin api Pasifik. Daerah gempa berikutnya (5-6 persen dari seluruh gempa dan 17 persen dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania, hingga ke Atlantika. Berikutnya adalah Mid-Atlantic Ridge.

Fakta itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu rangkaian daratan rawan bencana, mulai dari gempa bumi hingga letusan gunung berapi.

Sisi positifnya, jajaran gunung vulkano aktif menjadikan Indonesia sebagai daratan tersubur sebagaimana bait dalam lagu Koes Plus; tongkat kayu ditanam pun bisa tumbuh.

Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Ir. Sri Woro B. Harijono, MSc., dalam salah satu tulisannya menjelaskan potensi gempa bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. "Semua daerah di Indonesia sama potensialnya," katanya.

Fakta bahwa Indonesia membujur dalam zona cincin api Pasifik telah ada sejak dahulu kala. Sayangnya, masyarakat di tanah air baru menyadari kemudian sejak badai tsunami menerjang Aceh dan Nias di penghujung 2004 silam.

Ratusan ribu nyawa yang melayang akibat bencana yang tercatat dalam sejarah hidup manusia itu rupanya tidak juga mengubah masyarakat di tanah air untuk belajar.

Gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter yang mengguncang Sumatra Barat dan sekitarnya pada Rabu (30/3) menjadi cermin nyata, kembali tidak siapnya Indonesia menghadapi bencana.

"Kita masih saja berkutat dengan persoalan dan penyakit yang sama saat bencana terjadi," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Departemen Komunikasi dan Informatika, Gatot S. Dewa Broto.

Gatot menyesalkan soal kepadatan trafik telekomunikasi yang tidak juga teratasi pascabencana terjadi yang mengakibatkan terjadinya putus kontak dalam telekomunikasi.

Itu baru satu hal, berbagai persoalan lain menerpa mulai dari gagapnya pemangku kepentingan untuk melakukan gerakan tanggap darurat hingga distribusi bantuan yang carut-marut dan rawan penyelewengan.

Buka Mata
Mulailah membuka mata bahwa untuk hidup di Indonesia memerlukan sikap waspada ekstra. Indonesia merupakan daratan yang terbujur di atas patahan dan batuan induk muda yang rawan dengan tumbukan.

Selain terletak di jalur lingkaran api, Indonesia juga dikepung oleh lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Sewaktu-waktu lempeng itu sangat mungkin bergeser patah hingga menimbulkan gempa bumi. Selanjutnya jika terjadi tumbukan antarlempeng tektonik dapat menghasilkan tsunami, seperti yang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara.

Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, mencatat, setidaknya ada 28 wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan gempa dan tsunami.

Daerah-daerah itu di antaranya NAD, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng dan DIY bagian Selatan, Jatim bagian Selatan, Bali, NTB dan NTT. Daerah lain di antaranya Sulut, Sulteng, Sulsel, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak di Papua, serta Balikpapan Kaltim.

Fakta itu sudah seharusnya menjadikan masyarakat di tanah air membekali diri dengan sikap siaga menghadapi bencana yang layaknya siklus akan terulang dan terus terjadi.

Jadi, membekali diri dengan berbagai macam pengetahuan dan informasi tentang tanggap darurat bencana mutlak dilakukan oleh masyarakat di Indonesia.

Communication Senior Manager ACT (Aksi Cepat Tanggap), Bayu Gawtawa, mengimbau agar masyarakat mulai mencari tahu informasi tentang gempa termasuk tindakan menghadapinya.

"Masyarakat hendaknya mulai mengenali ruangan tempat aktivitasnya baik di rumah maupun tempatnya bekerja sehari-hari," katanya.

Upayakan untuk mengenal setiap detail dalam ruangan sehingga ketika sumber penerangan atau listrik padam seseorang tempat dapat beraktivitas dan mengenali setiap ruangan tanpa kesulitan.

Sediakan tempat khusus berongga seperti meja kayu yang harus dipastikan kekuatannya. Di bawahnya tempatkan tas/kotak darurat yang di dalamnya berisi makanan instan dan obat-obatan. Bawalah selalu alat telekomunikasi yang siap digunakan sewaktu-waktu.

Jangan remehkan keberadaan bantal sofa. Benda tersebut sangat efektif dipersiapkan untuk melindungi bagian tubuh dari benturan keras.

Dan yang terpenting saat bencana terjadi, jangan panik serta jangan melakukan banyak gerakan. Bila memungkinkan segera keluar dari bangunan menuju tempat terbuka yang luas. Jika tidak memungkinkan masuklah ke dalam ruang berongga yang ada dalam ruangan.

Demi keselamatan hindari tempat-tempat yang berkaca saat bencana terjadi. Apabila berada di dalam gedung bertingkat, seseorang tidak harus panik. Sebab umumnya gedung bertingkat telah dirancang sedemikian rupa untuk mampu menahan gempa meski dalam beberapa saat.

"Latihan penyelamatan gempa atau tsunami secara rutin perlu dilakukan agar ketika terjadi gempa sudah secara refleks tahu apa yang harus dilakukan," katanya. Ia menambahkan, jangan lupa untuk selalu berdoa sesuai keyakinan.

Itulah tindakan siaga ekstra ketika harus hidup di tengah lingkaran api.(*)
(antaranews.com) Baca Selengkapnya »»

Wednesday, October 14, 2009

5 kunci sukses mencari uang dari blog

Beberapa hari lalu saya menginformasikan bahwa saya harus memiliki wawasan bisnis dengan membeli 9 buah buku bisnis. Salah satu buku yang “menggetarkan” saya adalah buku Marketing Muhammad karena menjelaskan secara gamblang rahasia sukses nabi Muhammad dalam memenangi persaingan pasar.

Rahasia sukses ini terdiri dari 5 sikap yaitu jujur, ikhlas, profesional, silaturahmi, dan murah hati. Setelah merenungkannya, saya memahami bahwa konsep ini berlaku pula untuk mendapat uang lewat blog. Berikut ini adalah penjelasannya yang bisa membantu Anda sukses dalam mendapat uang lewat blog.

1. Jujur

Semua blogger yang tujuannya mendapat uang lewat blog punya harapan mendapat uang atau dolar dengan jumlah yang banyak. Namun, bagaimana apabila hasil yang diharapkan tidak juga muncul? Padahal telah banyak kiat, tips, dan cara yang digunakan.

Dalam menghadapi keadaan di atas, banyak blogger yang tidak berputus asa dan terus menggali pengetahuan, sehingga pada akhirnya muncul solusi bagi permasalahan mereka. Ada pula blogger yang kemudian menyerah dan beralih ke bidang lain (berhenti ngeblog).

Tak sedikit pula blogger yang kemudian memilih menggunakan jalan pintas dengan mendobrak dinding etika. Mereka berlaku tidak jujur, seperti:

* Menjelekkan pesaingnya
* Membesarkan produk secara berlebihan yang sebenarnya tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya
* Menyajikan data yang bohong
* Melanggar syarat dan ketentuan dari program yang diikutinya (curang)

Apa dampak tidak jujur?

Karena jujur merupakan peraturan sosial yang tidak tertulis, maka hukuman bagi yang tidak jujur juga bersifat sosial. Contoh-contoh hukumannya adalah dijauhi, diacuhkan, dan yang paling parah dimasukkan dalam daftar hitam oleh para blogger atau penyedia program monetisasi.

Jadi, dari pemaparan di atas, sudah jelas bahwa jujur adalah sikap pertama yang harus dimiliki para blogger yang ingin sukses make money blogging.

2. Ikhlas

Sikap ikhlas akan membentuk pribadi blogger yang tidak lagi memandang materi sebagai tujuan utama. Namun, lebih terbuka terhadap semua keuntungan, baik bersifat materi maupun non materi.

Seperti kita ketahui bersama, ngeblog dipilari oleh membuat konten bermutu, membangun jaringan, promosi, dan monetisasi. Melakukan keempat pilar ini tidak semudah membalikkan tangan karena membutuhkan banyak energi dan waktu lama.

Namun, bila blogger sudah memiliki sikap ikhlas, mereka akan senang (tanpa beban) melakukannya karena memang keuntungannya bukan berupa materi. Contohnya bisa saja seperti ini:

* Ikhlas membuat artkel pilar karena memang artikel yang Anda buat akan bermanfaat bagi blogger lain sehingga membantu blogger bersangkutan menjadi lebih baik.
* Ikhlas membalas komentar dan melakukan kunjungan balik.
* Ikhlas membacklink tulisan blogger lain tanpa takut penurunan page rank atau trafik
* Ikhlas men-support produk atau jasa yang dimiliki blogger lain tanpa meminta bayaran.

3. Profesional

Sikap profesional sangat penting dalam ngeblog. Sikap ini menjauhkan diri dari rasa malas, tidak mau berusaha, dan hanya mau menerima saja (tanpa mau memberi).

Sikap profesional juga membuat seorang blogger selalu cermat dalam setiap perbuatan yang dilakukannya, karen ia percaya bahwa hari esok harus lebih baik daripada hari ini. Dengan demikian, memicu semangat untuk terus berusaha mengejar target yang diinginkan.

Pada akhirnya, sikap ini akan membawa sang blogger pada pemanfaatan waktu dan sumber daya yang semakin efektif dan efisien.

4.Silaturahmi

Silaturahmi menjadi jembatan yang menghubungkan seorang blogger dengan blogger lain. Selain itu, silaturahmi juga menjadi dasar dalam membina hubungan baik, tidak hanya kepada pelanggan, pengunjung, kolega, namun juga pesaingnya. Poin pentingnya, dengan silaturahmi seorang blogger dapat membangun jaringan yang tidak terbatas dan tentunya saling menguntungkan.

5. Murah Hati

Terkadang, setelah mendapatkan kesetiaan pelanggan, seorang blogger cenderung memanfaatkan kesetiaan tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Dalam hal ini, sang blogger tersebut tidak bermurah hati sehingga menghancurkan hubungan yang sudah terjalin.

Penting diingat, murah hati dapat menjaga siapa pun dari melakukan tindakan pembodohan dan pemanfaatan orang lain.
Kesimpulan

Jujur, ikhlas, profesional, silaturahmi, dan murah hati adalah sikap-sikap sukses untuk mendapat uang lewat blog.

* Jujur menghasilkan kepercayaan dan loyalitas
* Ikhlas menghasilkan ketenangan dalam aktivitas ngeblog
* Profesionalisme menghasilkan kesungguhan dan dedikasi tinggi
* Silaturahmi membentuk jaringan kerja yang tidak terbatas
* Murah hati menjaga diri dari memanfaatkan orang lain dan sombong.

Dengan menggabungkan kelima konsep di atas secara menyeluruh dan berkesinambungan, saya yakin trafik dan uang akan “mengejar” kita (bukan kita yang mengejar trafik dan uang). Baca Selengkapnya »»